Ekonomi Indonesia, menurut yang dilaporkan Channel News Asia, siap mengalami pergeseran besar dari komoditas ke industri manufaktur. Produksi dan investasi akan segera menjadi titik sentral sebagai mesin pertumbuhan PDB Indonesia.
Saat ini, menurut data dari The Diplomat, sumbangan total sektor usaha kecil dan menengah (UKM) terhadap ekspor non-Migas telah mengalami penurunan dari 20,15% pada 2013 menjadi 16% pada 2014. Untuk mendorong daya saing UKM, semakin penting bagi mereka untuk memiliki akses terhadap teknologi yang memaksimalkan produktivitas dan efisiensi.
Prospek Industri Otomotif Sektor otomotif Indonesia adalah salah satu pendorong ekspor dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, mengingat penjualan di sektor otomotif Indonesia berada di urutan ke-15 di dunia.
Dengan besarnya persentase populasi berusia 30 hingga 34 tahun, belanja domestik diperkirakan akan tetap kuat di tengah terjadinya inflasi dan pelemahan rupiah. Orang-orang yang tinggal di kota-kota mulai beralih dari memiliki motor ke membeli mobil.
Sejak tahun 2006, pemerintah telah menganjurkan perusahaan otomotif lokal untuk melakukan perakitan komponen mobil utama di dalam negeri, bukannya melakukan impor langsung, dengan kompensasi berupa pengurangan bea subkomponen yang diimpor (Sumber: East Asia Forum).
Saat ini, menurut data dari The Diplomat, sumbangan total sektor usaha kecil dan menengah (UKM) terhadap ekspor non-Migas telah mengalami penurunan dari 20,15% pada 2013 menjadi 16% pada 2014. Untuk mendorong daya saing UKM, semakin penting bagi mereka untuk memiliki akses terhadap teknologi yang memaksimalkan produktivitas dan efisiensi.
Prospek Industri Otomotif Sektor otomotif Indonesia adalah salah satu pendorong ekspor dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, mengingat penjualan di sektor otomotif Indonesia berada di urutan ke-15 di dunia.
Dengan besarnya persentase populasi berusia 30 hingga 34 tahun, belanja domestik diperkirakan akan tetap kuat di tengah terjadinya inflasi dan pelemahan rupiah. Orang-orang yang tinggal di kota-kota mulai beralih dari memiliki motor ke membeli mobil.
Sejak tahun 2006, pemerintah telah menganjurkan perusahaan otomotif lokal untuk melakukan perakitan komponen mobil utama di dalam negeri, bukannya melakukan impor langsung, dengan kompensasi berupa pengurangan bea subkomponen yang diimpor (Sumber: East Asia Forum).
Ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur otomotif agar bisa tetap kompetitif dari segi harga di antara negara-negara yang bertetangga. Dengan naiknya popularitas otomasi dan robot, resiko memasuki industri manufaktur komponen-komponen otomotif utama akan menurun.
Imbal Balik Jangka PanjangRobot industri saat ini sangat cocok untuk lini produksi di UKM — dari segi fungsionalitas dan harga. Juga perkembangan-perkembangan utama baru-baru ini seperti fitur keamanan dan antar-muka yang intuitif telah mambuat collaborative robot (co-bot) semakin menarik bagi UKM.
Robot-robot ini memiliki imbal-balik jangka panjang seperti stabilitas produksi dan biaya yang lebih rendah yang merupakan kunci bagi peningkatan penjualan ekspor. Pabrik-pabrik yang dibantu oleh robot memiliki peluang untuk menikmati produksi yang stabil karena mereka dapat meminimalkan kesalahan manusia dan memastikan output produk berkualitas tinggi secara konsisten.
Hal ini terutama penting untuk proses-proses tertentu di lini produksi otomotif seperti pemotongan dengan laser dan pengompresan bentuk. Misalnya, pemasangan bushing ke dalam lengan kendali memerlukan presisi tinggi, karena bushing harus dipres dalam jarak tertentu setiap waktu. Mengingat besarnya volume produksi dan jumlah alur kerja yang terlibat, output dengan kualitas yang konsisten akan membantu mengurangi downtimedan meningkatkan efisiensi pabrik.
Juga jika diperlukan, robot-robot itu dapat terus menjalankan fungsinya di luar jam kerja untuk memenuhi deadline produksi. Meskipun demikian, tidak berarti robot akan menggantikan manusia.
No comments:
Post a Comment